Sebelum bicara terapi sangkal putung di klaten. Pernahkah Anda menjumpai cerita baik saudara, tetangga, atau teman yang mengalami cedera patah tulang yang membuat aktivitas sehari-hari terganggu?
Saya masih ingat betul kejadian beberapa waktu lalu, saat salah seorang karyawan kami mengalami kecelakaan motor yang mengakibatkan patah pada area tulang clavicula.
Rasa nyeri yang luar biasa dan keterbatasan gerak membuat karyawan kami berfikir untuk mencari alternatif pengobatan yang lebih alami dan cepat dalam proses penyembuhannya.
Bisa dibayangkan kalau harus ke rumah sakit, nantinya selain berfikir masalah biaya yang demikian besar juga memikirkan proses penanganan yang biasa dilakukan harus dipasang pen yang harus bongkar pasang nantinya.
Setelah berfikir, kemudian karyawan direkomendasikan untuk ke terapi tradisional sangkal putung saja, karena dia mendengar dari teman yang pernah terapi sangkal putung dengan metode penyembuhan tradisionalnya ditangani cepat serta relatif nyambungnya bagus dan cepat.
Terapi sangkal putung ini ilmunya sudah turun temurun dan dipercaya mampu mempercepat proses penyembuhan patah tulang dengan cara alami, murah, serta tidak menyakitkan.
Sangkal putung merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional yang telah digunakan secara turun-temurun untuk menangani kasus patah tulang. Pengobatan tradisional ini merupakan upaya penyembuhan di luar ilmu kedokteran modern yang berfokus pada pemulihan kesehatan, khususnya untuk kasus cedera atau patah tulang (Cahyaningsih et al., 2022).
Metode penyembuhan sangkal putung menggabungkan keahlian dalam memposisikan tulang yang patah dan penggunaan ramuan herbal tradisional. Para praktisi sangkal putung mendapatkan pengetahuan mereka melalui warisan turun-temurun dari generasi sebelumnya. Proses penyembuhan dengan metode ini biasanya membutuhkan waktu 1-2 bulan, tergantung pada usia pasien dan tingkat keparahan patah tulang yang dialami (Bupu & Longa, 2023).
Dalam praktiknya, sangkal putung sering menggunakan kombinasi berbagai tanaman herbal sebagai pendukung proses penyembuhan. Beberapa tanaman yang umum digunakan termasuk kunyit, jahe, dan berbagai jenis rempah lainnya yang diolah menjadi ramuan yang dibalurkan atau dikompres pada area yang cedera (Bupu & Longa, 2023a).
Meski tergolong pengobatan tradisional, sangkal putung telah menjadi pilihan alternatif yang dipercaya oleh masyarakat karena beberapa faktor seperti biaya yang lebih terjangkau, metode yang relatif tidak invasif, dan pendekatan yang lebih alami dibandingkan dengan pengobatan modern yang menggunakan implan atau pen.
Pada dasarnya, tulang memiliki kemampuan luar biasa untuk menyembuhkan dan menyambung kembali secara alami. Prinsip inilah yang menjadi dasar dari metode penyembuhan sangkal putung.
Para praktisi sangkal putung memahami bahwa tugas utama mereka adalah memastikan posisi tulang yang patah kembali ke alignment (kesejajaran) yang tepat.
Ketika tulang mengalami patah, tubuh secara otomatis akan memulai proses penyembuhan melalui beberapa tahap. Dimulai dengan pembentukan bekuan darah di area patah, dilanjutkan dengan pembentukan jaringan lunak penghubung, hingga akhirnya terbentuk jaringan tulang baru yang akan mengeras seiring waktu.
Yang menjadi kunci dalam terapi sangkal putung adalah:
Memastikan posisi tulang kembali sejajar dengan benar
Memberikan stabilisasi dan immobilisasi yang cukup agar tulang tidak bergeser
Memberi waktu istirahat yang memadai untuk proses penyembuhan alami
Para ahli sangkal putung meyakini bahwa selama tiga faktor di atas terpenuhi, tulang akan mampu menyambung dengan sendirinya tanpa perlu intervensi bedah atau pemasangan implan. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip dasar penyembuhan tulang secara alami, di mana tubuh memiliki mekanisme regenerasi tersendiri.
Penggunaan ramuan herbal dalam terapi sangkal putung berfungsi sebagai pendukung untuk mengurangi peradangan dan nyeri, serta membantu mempercepat proses penyembuhan alami. Berbagai tanaman herbal yang digunakan mengandung senyawa seperti flavonoid, quarcetin, dan kurkumin yang memiliki efek anti-inflamasi dan membantu regenerasi tulang (Cahyaningsih et al., 2022).
Meski demikian, waktu penyembuhan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti usia pasien, tingkat keparahan patah tulang, dan kondisi kesehatan umum. Yang terpenting adalah memberikan waktu yang cukup bagi tulang untuk melakukan proses penyembuhan alaminya.
Untuk memahami proses penyembuhan patah tulang, kita perlu mengerti terlebih dahulu struktur dasar tulang.
Tulang terdiri dari beberapa lapisan penting:
Periosteum - lapisan luar yang kaya pembuluh darah
Tulang kompak (cortical bone) - lapisan padat dan kuat
Tulang trabekular - struktur berongga seperti spons
Sumsum tulang - bagian dalam yang memproduksi sel darah
Proses penyembuhan tulang terjadi dalam beberapa fase:
Saat tulang patah, pembuluh darah di sekitar area patah juga rusak.
Tubuh merespon dengan membentuk hematoma (kumpulan darah) di sekitar area patah. Inilah yang menyebabkan pembengkakan.
Sel-sel inflamasi seperti makrofag dan neutrofil bergerak ke area tersebut, memulai proses pembersihan jaringan yang rusak.
Sel-sel khusus bernama osteoblas mulai membentuk jaringan tulang baru.
Pada fase ini, pasien sering merasakan gatal di area patah tulang karena aktivitas sel-sel yang membentuk jaringan baru dan peningkatan aliran darah ke area tersebut.
Tulang yang baru terbentuk mengalami pemadatan dan penguatan.
Proses ini bisa berlangsung hingga 2 tahun sampai tulang kembali ke struktur normalnya.
Saat menjalani terapi penyembuhan tulang, apakah terapi dijalani secara medis konvensional maupun secara tradisional terkadang muncul beberapa keluhan.
Terjadi pembengkakkan, terasa nyeri, sampai muncul rasa gatal. Bagaimana penjelasan mengenai hal tersebut?
1) Pembengkakan
Terjadi karena tubuh mengirim lebih banyak darah dan cairan ke area cedera untuk membawa sel-sel penyembuh dan nutrisi.
Ini adalah respon alami tubuh untuk melindungi dan memulai proses penyembuhan.
2) Rasa Nyeri
Disebabkan oleh kerusakan jaringan dan pelepasan zat-zat kimia peradangan yang merangsang ujung saraf.
Rasa nyeri sebenarnya merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar area yang cedera tidak terlalu banyak bergerak.
3) Rasa Gatal
Muncul sebagai tanda proses penyembuhan aktif sedang berlangsung. Ini terjadi karena peningkatan aliran darah dan aktivitas sel-sel yang membentuk jaringan baru.
Rasa gatal juga bisa disebabkan oleh penggunaan bidai atau gips yang membuat kulit tidak mendapat sirkulasi udara yang baik.
Dalam konteks terapi sangkal putung, pemahaman tentang proses alami penyembuhan tulang ini sangat penting.
Para praktisi sangkal putung menggunakan ramuan herbal yang mengandung senyawa anti-inflamasi seperti kunyit, jahe, dan berbagai rempah lainnya untuk mendukung proses penyembuhan alami ini.
Apakah Anda atau kerabat sedang mengalami masalah patah tulang, cidera, atau dislokasi sendi?
Kami memahami betapa sulitnya menjalani aktivitas sehari-hari dengan kondisi tersebut.
Terapi sangkal putung kami di Klaten siap membantu proses penyembuhan Anda dengan metode tradisional yang telah terbukti selama bertahun-tahun.
Pengalaman puluhan tahun dalam menangani berbagai kasus patah tulang
Metode penyembuhan alami tanpa operasi
Biaya lebih terjangkau dibanding pengobatan konvensional
Penanganan cepat dan profesional
Patah tulang berbagai jenis
Dislokasi sendi
Keseleo
Cidera otot dan ligamen
Nyeri persendian
Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut, silakan menghubungi nomor 085821770740 atau klik tombol chat berikut:
Kami siap membantu Anda mendapatkan perawatan terbaik untuk masalah tulang dan sendi yang Anda alami.
Jangan biarkan rasa sakit menghambat aktivitas Anda lebih lama. Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan profesional.
Bupu, H., & Longa, M. K. (2023b). Studi Etnomedisin dalam Pengobatan Tradisional Patah Tulang bagi Masyarakat Etnis Ngadha, Kabupaten Ngada-Nusa Tenggara Timur. In Jurnal Beta Kimia (Vol. 3, Issue 1, pp. 1–16). Universitas Nusa Cendana. https://doi.org/10.35508/jbk.v3i1.9637
Cahyaningsih, E., Anita Dewi, N. L. K. A., Udayani, N. N. W., Dwipayanti, N. K. S., & Megawati, F. (2022). Efektivitas Pengobatan Tanaman Herbal dan Terapi Tradisional untuk Penyakit Tulang dan Persendian. In Usadha (Vol. 2, Issue 1, pp. 51–64). Jurnal Santiaji Pendidikan of Mahasaraswati Denpasar University. https://doi.org/10.36733/usadha.v2i1.5596